Menu pagiku, kamu

Sedikit ku iris tomat tipis tipis, ku kupas perlahan beef dengan perasaan, agar tak tersakiti hatinya, agar tetap terjaga cintanya. Ku timang-timang lada dan merica, sejauh mana kita bisa bertahan dari derita. Ini masakan kita, ini adalah bagian dari perjalanan kita berdua yang sudah berada dalam satu atap dalam bidang kecil berukuran 6 meter x 3,5 meter tepatnya.


Tumis bawang hingga menangis, aroma magis dari rasa rindu yang sering berkecamuk. Masukan sedikit rasa pedas sebagai penghangat rasa jenuh yang hendak membunuh, mungkin sedikit garam di taburkan, agar tak hambar kemesraan yang membakar, walau manisnya gula kalah dengan guyonan kecilmu. 


Pagi ini kita meracik bumbu di pelataran dapur nan minimalist, campurkan segala kenangan agar sedap ingatan. Potongan selada mungkin bisa menetralkan suasana, ketika salah sedikit kata sering memicu amarah. Aku mengagumimu, aku menyangimu, seperti lezatnya rasa yang tercipta dari masakan yang sederhana namun sungguh enak.


Ini hidangan kita pagi ini, sebelum kita melakoni pekerjaan yang menjemukan. Seporsi hidangan yang membahagiakan. Icip pertama begitu indahnya, terasa menikmatinya di taman surga.  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudihkah berteman (?)

Kamu yang tak bersemayam