Pendengar Baik

Ada seorang gadis yang tidak bisa melihat. Hatinya dipenuhi dengan permusuhan dan perasaan benci kepada dunia ini. Dia tidak punya teman. Dia hanya punya seorang kekasih yang sangat mencintainya. Gadis itu selalu berkata bahwa dia akan menikah dengan kekasihnya itu jika dia sudah bisa melihatnya. Tiba-tiba, suatu hari seseorang telah mendonorkan sepasang mata kepada gadis itu. Ketika dia akhirnya bisa melihat kekasihnya itu, dia tercengang bahwa ternyata keksihnya itu juga buta Laki-laki itu berkata kepada gadisnya, “Kamu sekarang sudah bisa melihat aku, apakah sekarang kita bisa menikah?” Gadis itu menjawab, “Lalu apa? Kita tidak akan bahagia. Aku bisa melihat sekarang, tapi kamu masih buta. kita tidak akan berhasil. Aku minta maaf.” Dengan air mata dan senyum di wajahnya, laki-laki itu berkata dengan lemah, “Aku mengerti. Aku hanya ingin kamu selalu bahagia. Jaga dirimu dengan baik, dan juga mata mataku.” 

Temui aku Di sebuah kedai kopi Yang sepi dari marutnya kata cinta Duduklah di hadapanku Pesan secangkir kopi favoritmu Untuk kita nikmati bersama Berlayar dalam cerita penuh tawa Cukup nikmati saja suasananya Dengarkan irama musik bergenre pop tahun 90an Yang kita pahami Bahwasannya, kamu dan aku sudah tidak berbagi bahagia dan itu sebuah keputusan  Maka itulah sebuah warna dan rasa yang melengkapi jalan panjang kehidupan kita kemarin 

Ini bisa disebut sebuah pelarian Bukan berlari Ketika semua isi kepala tidak lagi seimbang Kita adalah satu-satunya orang, yang tau cara keluar dari benturan hati dan pikiran yang tidak sejalan Dan aku, memilih pulih dengan caraku sendiri  

Tak bisa ku mengeja Di atas, awan berubah warna jingga Serupa kemilau menggelitik urat geli Meski indahnya seperti surga Namun relung hati tetap terombang-ambing Seperti langit menanti senjamu Halusinasi di indahnya aksara Mereguk jingga seirama dentum jam dinding di relung hati Ada sela yang tak bisa kumilki Aku bergeming... Bertanya kepada sekelebat kilat sore ini Mungkinkah langit membiru di senjaku? Atau menjingga di terik membiru 

Aku suka cara udara yang mengabarkan tentang tidur dalam dekap hangat mereka yang meminta Aku suka ketenangan langit yang berbisik lirih tenanglah...dan semua akan baik-baik saja Aku suka cara kerlap kerlip lampu dan pendar bintang yang saling berlomba menunjukkan keindahan Aku suka membiarkan jiwa dan pikiranku terbang menemui harapan dan keyakinan bahwa hiduplah dengan hati yang senantiasa bergembira Belajarlah melafalkan syukur setiap helaan nafas Tak apa sesekali jatuh dalam keluh, maafkan jika diri berbuat salah Sejatinya air mata mengabarkan tentang pemahaman hidup yang lebih baik dan tawa menyiarkan dekap terus harapan " Aku suka langit malam ini, tak apa meski udara dingin membuatku terus menjadi orang paling berisik saat ini " 

Pernahkah kamu mendengar cerita tentang langit? Konon katanya langit berada di suatu tempat di ketinggian disana Keberadaannya tak terjangkau dengan segala yang ada di bumi Jangan bilang kamu tak melihatnya , Sebab itu hanyalah sekumpulan awan yang menjadi salah satu penghalang antara kamu dan aku Kamu, Sama seperti aku mungkin juga punya hasrat untuk menatap langit Konon katanya wajahnya bertabur cahaya Berpendar seperti kunang-kunang Mereka seperti kelopak mawar jingga yang merona Konon, banyak makhluk bumi yang begitu menginginkannya Berharap suatu hari ia mau membuka selubungnya dan membagikan sedikit cahaya kunang-kunangnya Di bukit pelangi kita berharap bisa duduk saling berhadapan Tak perlu saling bertukar kata.. Sebab langit memiliki kode dan bahasa yang berbeda Baginya semua begitu kompleks Apa iyaa, semua sesederhana itu? Keserdehanaan itu milik bumi sepenuhnya Tempat bagi daun-daun jatuh Tempat bagi cacing membelah diri Tempat bagi tanah bersemayam Tempa