Chapter 3

Malam yang begitu dingin menusuk hingga ke pori-pori kulitku. Sang rembulan pun sudah tak nampak di langit yang indah begitu juga dengan kehadiranmu. Tapi hingga saat malam ini aku masih memikirkan kehadiranmu,bahkan disetiap aku memejamkan mata selalu ada senyum mu ketika kita pertama bersua . Sungguh,aku masih ingat wajah itu ,sungguh anggun mata indahmu. Terkadang pikiran nakalku merasuki alam bawah sadarku bahwa kau sudah tidak peduli dengan candaku. Walaupun itu terjadi ,aku akan membuat berkesan karna sudah mengenalku. Walaupun pisau menunjukan daya magisnya nanti aku akan sudah berusaha untuk membahagiakan mu. 
Sadarkah kau selalu ada yang memperhatikanmu saat kau terlelap,ya. aku yang memperhatikan mu dari langit yang berbeda. Aku yang selalu ingin membuatmu tertawa terbahak-bahak . Aku selalu ingin membuatmu ceria dengan magisku dan disaat kau membuka mata di pagi hari ada pesan dari ku untuk menunaikan sholat yang akan menjadi bekal mu nanti.

Rindu,aku rindu padamu
Cemburu,aku rindu pada rembulan yang selalu memancarkan cahaya nya kesemua insan,aku ingin seperti rembulan tetapi rasanya tidak sampai. Aku akan sampai pada dimana aku berjuang untukmu dan disaat itulah rembulan akan kalah denganku karna aku lebih dulu memancarkan daya tariku untukmu. Tetatplah seperti ini ,dan malam akan indah seperti malam-malam yang akan datang.



Jakarata ,Agustus 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudihkah berteman (?)

Kamu yang tak bersemayam