chapter 4

Dingin, ya malam ini begitu dingin ternyata sang Pencipta memberikan berkah untuk hari ini dengan guyuran air dari langit begitu khas wangi dan suara gemericiknya . Hujan ,hari ini hujan turun begitu sejuk dan bersahaja tapi setiap kali aku mengajakmu melepas rindu kau selalu saja tak acuh sungguh ini menyayat hati tapi tak pernah aku hiraukan karna aku menginginkanmu lebih untuk berada disampingku. 
Siang yang berganti jingga dan jingga yang berganti malam,aku titipkan pesan ini untukmu . Sudah tidak ada lagi coretan bayangmu di benakku,akhirnya jarum pun menunjukan daya hebatnya. Tapi aku tak putus asa membuat mu tersenyum kembali,kau yang sudah lama sekali terlukis di benakku akan pudah hari ini. Apa salahnya menunggu sebentar? apa sesuatu yang indah harus didapat dengan cepat? Secepat sang kilat yang menyambar ke dinding langit-langit. Tapi sudah ini sudah terjadi,kini tiba saatnya aku menjadi radiomu lagi dan lagi . Aku akan tetap mendengarkan keluh kesah dan bahagia mu dengan pria lain. Mungkin terdengar membosankan,aku sudah muak . Tapi muakku akan ku pendam sampai kau kembali tersenyum lagu setelah aku candakan.


Aku kalah dengan rembulan,dia lebih hebat meyakinkanmu. Lantas aku akan menunggumu? Tidak. aku tidak akan menunggu yang tak pasti,aku akan menunggumu di lain kesempatan. Aku radiomu.
Terimakasih untuk semua coretanmu yang selalu aku persilahkan masuk di kehidupanku.



Bandung, Agustus 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudihkah berteman (?)

Kamu yang tak bersemayam