3:21

An, aku memilih mencintaimu diam-diam.
Rasaku sengaja aku pendam dalam-dalam.
Memperhatikanmu dari kejauhan,membayangkan bahagia yang mungkin aku rasakan bila kita menjadi pasangan.

An, aku sengaja tidak mengutarakan takut kalau-kalau bertepuk sebelah tangan dan malah merusak pertemanan. Aku lebih memilih menikmati kesendirian daripada menerabas resiko kehilangan dan kenyataan yang tidak sesuai seperti yang aku rencanakan.

An, aku memahami bila aku bukan siapa-siapa belum punya daya tawar tinggi ataupun magis yang membuatku layak diperjuangkan.

An, aku memilih memantaskan diri, bertanggung jawab terlebih dahulu mewujudkan mimpi-mimpi, tapi logika terus bergumam sebaiknya menjauh tetiba hati terus saja meminta dekat.

Suatu hari nanti aku akan kembali, menawarkan sebuah hubungan yang lebih dari ini setelah aku sendiri sudah bisa sepenuhnya menanggung segala tanggung jawabku untuk bersama-sama denganmu, kasih.

Sebab bagiku, kamu terlalu berharga untuk dicintai semata. Kamu manusia biasa sepertiku yang tidak kenyang makan puisi cinta.

An, aku memilih mencintai mu dalam bayang. Mencintaimu aku wujudkan lewat ketekunan lewat perjuanganku yang nanti tidak bisa begitu saja kamu abaikan.

An, aku ingin kamu nanti memilihku dengan sepenuh hati. Dengan realita dan tak perlu lagi di hinggapi khawatir akan menjalani hidup bagaimana kalau-kalau kita memang selamanya dan tidak berakhir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudihkah berteman (?)

Kamu yang tak bersemayam