12 Yang Istimewa
Gores demi gores tinta memunculkan sajak nan bermakna
Berusaha mengungkapkan namun tak memakai suara
Berusaha bercerita namun tak ingin lagi dengan air mata
Dua belas adalah angka antara kita yang tak pernah bersama
Sampai disini sudah perjalanan kita
Semua hanya kepura-puraan semata
Enggan terpungkiri lagi tuk melepas
Antara kita dan cerita bersenda gurau
Kamu tetap biasa sebagai peramu cinta
Sebagai yang kurindu
Sebagai yang pernah kutatap
Sebab seberapa pun besar usaha yang ku lakukan
Tetap mereka tak pernah memandang ku
Diriku layaknya udara
Yang ada namun tak dapat terlihat
Bangkit dan menyembuhkan sakit hati ini sendiri jelas tak mudah
Ibarat sudah berdarah-darah, aku hanya berharap seorang penolong datang dan memapahku ke rumah
Sayangnya, tak seorang pun yang layak mengobati lukaku, kecuali diriku sendiri
Saat berhasil berdamai dengan sakit hatiku, aku sah terlahir jadi pribadi yang baru
Kita tak boleh lagi menyalahkan diri sendiri, mengutuki keadaan atau bahkan kita yang mungkin masih saling mencintai
Perihal siapa yang salah atau apa yang jadi penyebab kandasnya hubungan kita tak perlu lagi dipersoalkan
Percayalah bahwa segala yang kita lalui memang sudah digariskan
Cerita sedih maupun bahagia yang kita lakoni memang sudah dituliskan
Demi bisa melanjutkan hidup, kita hanya harus menerimanya dengan lapang dada
Proses merelakan memang seperti neraka
Tapi yakinlah, kita pasti jadi manusia yang lebih kuat setelahnya
Kita tak perlu berkeras hati atau membebani diri sendiri dengan enggan menerima kenyataan
Bukankah hidup selayaknya dijalani dengan bahagia dan sederhana ?
Ada saat dimana kita harus berserah, meski bukan menyerah
Menerima kenyataan dengan rendah hati dan pasrah demi bersiap untuk perjuangan selanjutnya
Komentar
Posting Komentar