Satu perjalanan

Deru langit membahana gerak semesta alam

Beriak gelombang samudera sukma di jiwa

Kala pertama aku melihatmu, aku tak bisa

Menjaga mataku untuk tidak memandang

Sampai Allah menundukkan pandanganku

Hatiku terjatuh pada tatapan nya


Aku sungguh enggan melanjutkan ini

Khawatir tergilas oleh badai di hati sendiri

Tapi aku juga tak mampu mengenyahkan kamu dari hidupku

Tahukah kamu?

Kamu sudah menyentuh kedalaman jiwaku

Tempat yang kukira tak pernah ku punya

Aku sungguh terbelah

Antara memandang kenyataan

Atau merapat ke dekapanmu

Namun kutahu kamu bukan sebuah ketetapan


Kamu adalah langit tempat aku menyaksikan rona-rona

Senjamu yang oranye, adalah kesepian paling cantik

Subuhmu yang kemerahan adalah ambisi yang menghidupkan

Gelapmu yang malam adalah cinta yang sunyi

Siangmu yang matahari adalah keceriaan yang abadi

Aku bisu selama satu jam di perjalanan udara


Aku masih sibuk memikirkan pikiranmu

Memikirkan apakah aku selalu hidup di dalamnya sebagai rumah?

Atau tempat singgah?

Apakah aku hanya pakaian yang di tinggalkan?

Atau hijab coklat favorit mu?


Selama satu jam yang panjang aku sibuk memikirkan,

Bagaimana seorang perempuan sepertimu menyimpan kenangan-kenangan yang aku membayangkannya seperti sebuah perpustakaan, tempat favoritku menghabiskan lengang

Atau seperti lautan-lautan

Tempat aku rela menyelam tenggelam

Tapi selama satu jam itu pikiran ku penuh dengan memikirkan mu

Seandainya perjalanan ke Palembang adalah perjalanan menjemputmu

Maka akan kulakukan sesering mungkin

Dan menghabiskan satu jam perjalanan

Untuk memikirkan,

Apakah kau mencintaiku atau hanya mencintaiku? 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudihkah berteman (?)

Kamu yang tak bersemayam