Sepintas pikiran

Duduk di teras melihat angin berhembus.

Meratap dan merenungkan.

Mata yang hanya menangkap kosong suasana.


Hmm..

Hanya derai napas panjang tanda bosan dan keluh.

Semua terjadi setelah dia datang tanpa permisi ke dalam mimpi.


Memikirkannya pun tidak.

Melihat bayangnya pun tak sama sekali.


Dia seolah-olah sudah ada dalam hati.

Duduk menetap dengan manisnya.


Tanpa disadari luka dalam tempat dia beradapun terasa sakit.

Sesak, kacau, sedih, sesal, bingung semua menjadi selimut yang kalut.


Konyol...

Disuruh pergipun malah tersenyum.


Apa dia memang sudah menjadi jiwa yang kedua?.

Runyam kalau sudah demikian.


Ya...sudahlah.

Mungkin dia sudah jadi hati keduaku.

Berusaha membuangnya pun sudah tak bisa.

Tetap balik lagi bagai burung merpati yang sudah jauh pergi lalu dia pulang ke sarangnya.


Mungkin hilangnya kisah dia diingatan saat otak sudah berhenti berpikir.

Saat darah di nadi sudah tak mengalir.


Ya...

Mungkin hanya kematian yang bisa membuat dia pergi. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudihkah berteman (?)

Kamu yang tak bersemayam