Berhasil jatuh hati

Kamu menceritakan cinta tanpa berbelit-belit. Seperti merapalkan beberapa kalimat manis sebelum tidur. Aku mengelus kepalamu dengan lembut. Dan bertanya, " aku harus jemput jam berapa nanti sore? "


Ibu pernah bilang cinta dibangun dari hal-hal sederhana dan cinta seperti inilah yang akan panjang umurnya. Aku yang naif pernah bertanya, " seperti apa wujud tingkah lakunya? "

Ibuku menjawab, " yang tidak kamu sadari kalau itu adalah salah satu bentuk cinta, anakku ". 


Ibu benar. Bahkan sampai sekarang aku tidak menyadari setiap gerak geriknya merupakan ungkapan kasih sayang. Bagaimana aku menggandengnya saat menyebrang jalan atau di bioskop. 


Aku menanyakan padanya, " kamu mau makan apa? ". Dan dia menjawab, " aku mau nasi goreng ". 

" Mas nasi gorengnya jangan terlalu pedas dan suwiran ayamnya dibanyakin ya. Untuk wanita menawan disana ". Ujarku kepada penjual nasi goreng. 

Aku menuangkan air minum padanya, tersenyum ia padaku. 

Aku bertanya kembali, " ada cerita apa hari ini? ". 


Bak sebuah film, tentu aku punya bagian favorite dari potongan-potongan yang ia ceritakan. Rasanya begitu menyenangkan untuk mengakui bahwa kamu dan antusiasmenya selalu mengikuti kemana pembicaraanku menguar. Komunikasi yang baik, dua arah. 


Aku bertanya dan mendengarkanku secara seksama. Memusatkan seluruh indra yang kamu punya. Tak sedikit tanganmu selalu mendaratkan di tanganku ketika ceritaku mulai ada duka lara, tak jarang juga kamu mencubit tanganku ketika ceritaku mulai mengawur. Kita melebur bersama, membiarkan dunia tahu bahwa aku jadi juaranya. Lalu aku mengambil bagianku untuk terus jatuh cinta, hanya kepadamu. Dan aku berhasil.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudihkah berteman (?)

Kamu yang tak bersemayam