Mahasiswa Food & Beverage suka menulis lahir di jakarta 1996 pada bulan januari tanggal 19 . jurusan boga suka menulis dan jarang masuk kelas boga,tetapi suka menciptakan menu sendiri dari pembelajaran di kelas . suka radio,novel,komik,dan kamu.
ada hati yang terasa sepi ketika kamu tak lagi berlari menghampiri kamu yang dulu selalu berenergi menyampaikan isi-isi hati walau aku tidak pernah sekalipun perduli kini aku sadar arti dari sebuah kata terlambat disaat aku mulai mencari-cari dimana kamu wahai sang peramai hari dimana kamu wahai sang pengucap pagi aku sadar kamu sudah berbalik arah sudah tidak punya niat untuk terus menetap pada hati ini kamu melangkah pergi dan kemudian wajahmu berseri-seri dan kamu menemukan orang yang selalu bisa menghargai segala usahamu dan aku.. bersama perasaan patah hati ini menyalahkan dirimu padahal nyatanya semua ini salahku salahku mengabaikanmu salahku tidak memperjuangkanmu salahku menyerah pada apa yang sudah kita bangun bersama salahku yang tidak mencintaimu dengan apik cinta ini datang terlambat dan aku terluka dengan hebat
aku pikir kamu beda aku pikir aku hanya satu-satunya seperti aku selalu mengistimewakanmu memberimu banyak perhatian dan kasih sayang yang ingin selalu menjadi orang pertama saat kamu sedang gundah dengan segala kehidupanmu yang selalu ceria melempar senyum dan menyapa untuk menghindahkan harimu aku kira hanya denganku kamu bisa tertawa ternyata aku lupa, bahwa kamu bisa tertawa dengan siapa saja aku kira hanya aku yang bisa menghapus wajah kesedihanmu aku kira hanya denganku kamu bisa membunuh rasa bosan dan ternyata aku salah, aku yang selalu tercipta percaya diri perlahan aku tidak akan menunjukkan rasa perhatianku padamu perlahan aku relakan hatiku ditikam rasa cemburu tak mengapa aku menikmati itu aku mampu menahan semua itu aku ingin tau, adakah rasa kehilangan ketika aku perlahan pergi? adakah harimu merasa kesepian? tanpaku apa kamu bisa melepas semua amarah dan lelah? nyatanya pertanyaan aku sudah terjawab malam ini
Ada yang berbisik mundur pelan-pelan, ada yang menggoda mengecap sedikit saja manisnya jalan pintas. Namun di sana Tuhan, mungkin di ujung sana. Ada yang tengah membasahi sajadah di sepertiga malam, mengadu perihal rindu. Aku tak mampu memastikan senyumannya pun wajah cantiknya tapi aku yakin pada setiap aksara yang kau tuangkan dalam surat pertamaku padanya. Bisakah aku percaya ? " Bolehkah aku mengajukan proposal jalan cerita yang aku tau telah kau takdirkan, Tuhan? Tidak Tuhan, aku tidak ada daya untuk mendikteMu, pun mengubah takdirMu. Tetapi, izinkan aku menyebut namanya dalam aduanku padaMu. Adakah dia disana bertanya tentang rasa yang sama yang sering kuceritakan padaMu? " Malam semakin kejam menikam, perasaan yang bergemuruh antara harap dan tetap menetap. Aku membisu, aku tak memiliki raganya. Tapi rindu ini rasanya nyata. Lalu aku tetap menyebut namaMu berharap hanya kau yang tau perihal rindu yang menggebu. Pada dia yang menyalakan harap kepadaku, tolong peluk pen...
hehe?
BalasHapus