Rindu, Berisik !!

Ada yang berbisik mundur pelan-pelan, ada yang menggoda mengecap sedikit saja manisnya jalan pintas. Namun di sana Tuhan, mungkin di ujung sana. Ada yang tengah membasahi sajadah di sepertiga malam, mengadu perihal rindu. Aku tak mampu memastikan senyumannya pun wajah cantiknya tapi aku yakin pada setiap aksara yang kau tuangkan dalam surat pertamaku padanya. Bisakah aku percaya ?


" Bolehkah aku mengajukan proposal jalan cerita yang aku tau telah kau takdirkan, Tuhan? Tidak Tuhan, aku tidak ada daya untuk mendikteMu, pun mengubah takdirMu. Tetapi, izinkan aku menyebut namanya dalam aduanku padaMu. Adakah dia disana bertanya tentang rasa yang sama yang sering kuceritakan padaMu? "

Malam semakin kejam menikam, perasaan yang bergemuruh antara harap dan tetap menetap. Aku membisu, aku tak memiliki raganya. Tapi rindu ini rasanya nyata. Lalu aku tetap menyebut namaMu berharap hanya kau yang tau perihal rindu yang menggebu. Pada dia yang menyalakan harap kepadaku, tolong peluk penuh dekap ya Rabb. Aku tidak minta apa-apa darinya. Aku pinta perkuat aku rasa sabarnya disini dengan setangkup peluk yang menghangatkan dan meluruhkan rindunya.

Perlahan malam melembutkan setiap tikaman dengan gerimis yang merintik. Suara yang menenangkan diantara bising raung-raung rindu. Peluk dia yang mendoakanku tanpa pernah aku tau. Atau segerakan saja aku biar aku yang memeluknya.

" Gerimis yang merintik kecil-kecil membaur pada alunan rindu yang masih tertuju pada dia. Dekap dia dalam sujud-sujudnya kepadaMu, Tuhan. Karena kutau, Tuhan, Kau Maha Romantis. 

Pada dia aku rindu. PadaNya aku meminta temu. Semoga Ia setia menunggu  "

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Entah kamu yang datang terlambat, atau cintaku padamu?

Sudihkah berteman (?)

Aku Pikir Hanya Aku